Virus Misterius Cina Masuki Thailand dan Jepang

  • Nusaresearch
  • 20-01-2020
  • 1116
  • Nilai: 0

REPUBLIKA.CO.ID, Otoritas kesehatan Thailand dan Jepang telah mengumumkan temuan kasus yang dicurigai berkaitan dengan 2019-nCoV. Singapura sebelumnya juga melaporkan penularan virus serupa.

Otoritas Thailand mengungkapkan, mereka menemukan kasus pertama terkait 2019-nCoV pada 13 Januari dan kasus kedua pada 17 Januari. Jepang juga telah mengumumkan temuan kasus 2019-nCoV pertama pada Kamis lalu dengan pasien seorang laki-laki berusia 30-an tahun. Pasien tersebut telah dirawat di rumah sakit dan sudah dinyatakan membaik pada 15 Januari.

Laki-laki asal Jepang tersebut mulai merasakan gejala pada 3 Januari lalu ketika sedang berpergian ke Wuhan, Cina. Laki-laki tersebut kembali ke Jepang pada 6 Januari dan langsung dirawat di rumah sakit.

Virus 2019-nCoV diketahui sebagai virus dari jenis virus korona. Virus korona ialah keluarga virus yang dapat menyebabkan gejala seperti pilek hingga severe acute respiratory syndrome (SARS). Infeksi 2019-nCoV dapat memunculkan keluhan yang mirip seperti gejala pneumonia.

Otoritas kesehatan yakin virus baru ini hanya bisa ditularkan dari hewan ke manusia. Huanan Wholesale Seafood Market di Wuhan dicurigai menjadi sumber awal penularan 2019-nCoV.

Kekhawatiran mengenai penularan manusia ke manusia muncul karena pasien asal Jepang tidak pernah mengunjungi pasar apa pun yang menjual hewan hidup. Sedangkan, pasien asal Thailand pernah mengunjungi pasar yang menjual hewan hidup, tapi ia tidak pernah mengunjungi Huanan Wholesale Seafood Market.


 

"Mengingat pola bepergian global, kasus-kasus baru di negara-negara lain sangat mungkin (ada)," ungkap Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam pernyataan resmi, kemarin.

Infeksi 2019-nCoV tak hanya dapat memunculkan gejala seperti pneumonia, tetapi juga berisiko mematikan. Kasus kematian pertama akibat virus ini terjadi pada 9 Januari lalu. Pasien tersebut adalah laki-laki berusia 61 tahun di Wuhan.

Kasus kematian kedua terjadi pada 16 Januari lalu dengan pasien seorang laki-laki berusia 69 tahun yang juga tinggal di Wuhan. Pada kasus kematian kedua, pasien mengalami kerusakan pada banyak organ dan menderita tuberkulosis paru-paru.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) menyatakan telah menerima lima kasus virus yang serupa dengan kondisi di Wuhan, Cina, Jumat (17/1). Penambahan terbaru terjadi pada dua orang yang teridentifikasi menderita pneumonia yang telah melakukan perjalanan ke Wuhan sebelumnya.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah memperketat pengawasan dan meningkatkan kewaspadaan di pintu masuk bagi warna negara asing, terutama bandara. "Sudah (diinstruksikan). Ini juga tugas bersama dengan Kementerian Kesehatan," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana Banguningsih Pramesti kepada Republika, Sabtu (18/1).

Polana menjelaskan, ia meminta pihak bandara untuk memastikan alat pemindai suhu terus diaktifkan, terutama di terminal kedatangan internasional. Tak hanya kepada penumpang, seluruh kru maskapai juga harus mendapatkan pengawasan dari otoritas bandara.

n adysha citra ramadani/dedy darmawan nasution, ed: fitriyan zamzami

 

sumber: republika.co.id

If you feel interesting, Please share it

  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Google+

Permitaaan laporan untuk kita