- Nusaresearch Laporan lainnya Berita Terkini Nutrisi Memengaruhi Hormon Anak
Nutrisi Memengaruhi Hormon Anak
- Nusaresearch
- 28-08-2020
- 298
-
- Nilai: 0
Jakarta: Nutrisi tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan perut saja. Tetapi, juga memengaruhi hormon pada anak. Baik hormon-hormon seksual, hormon tiroid yang paling penting bagi tubuh, hingga berbagai hormon lainnya.
"Kita harus lihat peran nutrisi yang juga penting untuk pembentukan hormonnya sendiri, pembawa hormon butuh protein. Maka, pertumbuhan adalah indikator yang sensitif untuk status nutrisi," ujar Dr. dr. Conny Tanjung, Sp.A(K) dalam webinar Abbott Indonesia.
Lalu, nutrisi yang bagaimana yang benar-benar membantu untuk pertumbuhan anak? Dokter Spesialis Anak bidang Nutrisi dan Metabolik di RS Pantai Indah Kapuk itu memaparkan, kita harus menerapkan evidence based medicine atau menelaah masalah berdasarkan hasil studi sebagai dasar keputusan medis.
Kita perlu melihat kualitas penelitian tertinggi yang disebut meta analisis. Diperhatikan bahwa berbagai zat gizi sudah dicoba. Misalnya, zat besi, zinc, kalsium, kalium, iodium, vitamin A, protein, dari makanan.
"Ternyata yang berperan cukup penting adalah proteinnya. Kita lihat kalau ada nilai yang antara minus 0 sampai plus 0 koma, itu berarti tidak bermakna. Yang bermakna itu yang tidak melewati angka 0 yaitu zinc, vitamin A, kemudian protein," tuturnya.
Sementara itu, ada dua protein, yakni protein dari hewani dan nabati. Ia menjelaskan keduanya penting untuk tubuh anak. Namun, dijabarkan bahwa protein hewani paling baik.
"Protein hewani dan ASI itu paling baik karena mudah dicerna dan mengandung asam amino dalam jumlah yang lengkap. Bisa ayam, sapi, ikan, telur, susu," papar Dr. Conny.
Sedangkan, protein nabati cenderung punya protein agak lebih rendah dibanding hewani, yakni di angka 60-90. Terkait masalah hitung-hitungan protein yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak, ada istilah untuk nilai kualitas protein yang disebut dengan Protein Digestibility Corrected Amino Acid Score (PDCAAS).
"Contohnya, ada beberapa zat gizi dari makanan, misalnya daging merah yang ternyata kelengkapan asam aminonya hanya 92," jelas Dr. Conny.
"Jadi tidak harus makan daging setiap hari untuk dapat asam amino yang lengkap. Bisa dari susu atau telur. Atau di Indonesia jangan lupa ikan yang nilai ziginya PDCAASnya 100," pungkasnya.
sumber: medcom.id
Laporan lainnya
-
KNKT: Pesawat Sriwijaya Air kemungkinan pecah ketika menghantam perairan
Nusaresearch
11-01-2021
-
KAI Tambah Stasiun yang Layani Rapid Test Antigen
Nusaresearch
22-12-2020
-
Jerapah putih terakhir di dunia dilengkapi dengan GPS agar aman dari pemburu liar
Nusaresearch
18-11-2020
-
Virus Corona Bermutasi, Benarkah Vaksin Covid-19 Jadi Tak Berguna?
Nusaresearch
17-11-2020
Related Report
-
KNKT: Pesawat Sriwijaya Air kemungkinan pecah ketika menghantam perairan
Nusaresearch
11-01-2021
-
KAI Tambah Stasiun yang Layani Rapid Test Antigen
Nusaresearch
22-12-2020
-
Jerapah putih terakhir di dunia dilengkapi dengan GPS agar aman dari pemburu liar
Nusaresearch
18-11-2020
-
Virus Corona Bermutasi, Benarkah Vaksin Covid-19 Jadi Tak Berguna?
Nusaresearch
17-11-2020
Permitaaan laporan untuk kita
If you feel interesting, Please share it