Banyak Perusahaan Lokal Jatuh ke Tangan Asing, Ini Kata Pemerintah

  • Nusaresearch
  • 20-02-2013
  • 2495
  • Nilai: 0
 
Jakarta - Tidak sedikit perusahaan lokal telah diakuisisi oleh perusahaan asing. Sebut saja produk seperti kecap ABC yang telah dikuasai Heinz dan saat ini dibeli oleh orang terkaya nomor tiga dunia Warran Buffet. Lalu perusahaan air minum dalam kemasan Aqua yang telah diakuisisi Danone. Apa kata pemerintah?

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Benny Wahyudi mengatakan, proses pengambilalihan perusahaan lokal oleh asing menjadikan perusahaan yang bersangkutan lebih besar dan ekspansif.

"Aqua itu kan dibeli oleh Danone. Tapi bagus-bagus saja, Karyawannya masih tetap eksis, dia bayar pajak," ungkap Benny saat ditemui detikFinance, di Kantor Kementerian Perindustrian, Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Senin (18/2/2013).

Dia mencontohkan produk rokok Sampoerna yang saat ini diketahui telah diakuisisi oleh perusahaan AS yaitu Philip Morris. Menurut Benny, pasca perusahaan tersebut diakuisisi, kini produsen rokok tersebut semakin menguasai pasar di Indonesia.

"Contohnya sampoerna itu rokok. Begitu diakuisisi Phlip Morris sekarang jadi market leader. Lebih besar pasarnya, ya paling tidak meningkat pangsa pasarnya," katanya.

Benny mengatakan, masih banyak contoh-contoh perusahaan lain yang menunjukkan tren positif setelah diakuisisi perusahaan asing. Pemerintah tidak dapat menghalang-halangi aksi korporasi yang dilakukan sebuah perusahaan asing mengakuisisi perusahaan dalam negeri.

"Di satu pihak perusahaan kita dibeli, itu kan sesuatu yang positif, kan di pasar modal nggak ada aturan kalau yang mau beli itu harus warga negara mana, di cek KTP dan sebagainya, nggak bisa. Di pasar modal, susah kita mengontrol," papar Benny.

Meski demikian, di sisi lain, terdapat kekhawatiran akan hal ini. Khususnya untuk beberapa perusahaan lokal yang tidak mampu bersaing dengan eskistensi perusahaan asing yang ada.

"Bagi perusahaan yang tidak mampu mengikuti kiprah perusahaan asing yang kompetitif. Mereka akan bisa saja akan kalah dalam persaingan. Tapi kalau perusahaannya mau mempelajari. Itu bisa menjadi wahana belajar yang lebih murah," katanya.

Benny mengatakan, asalkan perusahaan tersebut mematuhi aturan investasi yang berlaku di Indonesia. Seperti penyerapan tenaga kerja dalam negeri, patuh membayar pajak dan aturan-aturan lainnya.

"Ya kita yang penting buat negara apa, pajak, penyerapan tenaga kerja. Dan nilai tambah, kalau tadinya kopi diekspor gelondongan, sekarang diolah," katanya.

"Jadi bottom line nya (intinya) itu nilai tambah, dan pajak. Kalau nggak bayar pajak sih nggak," katanya.

Terakhir, Benny menambahkan, beberapa perusahaan asing yang mengakuisisi perusahaan lokal Indonesia telah terbukti memiliki kiprah yang baik. Khususnya perusahaan dari wilayah Eropa, dan Amerika.

"Sepanjang yang mengambil itu adalah perusahaan asing, dari Uni Eropa, ataupun Amerika saya rasa cukup bagus. Perusahaan Jepang dan China masih oke saya rasa," pungkasnya.

SUMBER: detik.com

If you feel interesting, Please share it

  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Google+

Permitaaan laporan untuk kita