Senang Selfie Bertanda Sakit Jiwa, Benar atau Salah?

  • Nusaresearch
  • 20-03-2015
  • 1829
  • Nilai: 0

 

Jakarta - Pernyataan di bawah ini merupakan lampu kuning bagi mereka yang suka berfoto selfie. "Selfie bisa mengarah menjadi perilaku menyimpang," kata psikolog forensik, Kasandra Putranto, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Kasandra mengatakan terdapat tiga kondisi yang membuat para penggila selfie masuk dalam kategori tersebut. Berikut ini tiga kondisi tersebut:

1. Kecanduan
Seseorang yang saban hari harus memfoto dirinya sendiri dan tak boleh alpa untuk mengabarkannya di dunia maya, menurut Kasandra, menunjukkan gangguan. "Sudah ada adiksi. Dia merasa hidupnya akan tidak normal kalau tidak selfie," ujar Kasandra.

2. Bergaya
Penggemar selfie selalu mengubah struktur tubuhnya dengan pengedit foto. Misalnya, pipi yang chubby dipapras menjadi tirus bak biduan K-Pop. Bibir digelembungkan biar mirip Angelina Jolie. "Pokoknya, dia tidak percaya diri dengan badannya," ujar pemilik perusahaan konsultan kejiwaan Kasandra Associate ini.

Orang-orang seperti itu, ucap dia, mengalami gangguan body dysmorphic, yaitu gangguan kecemasan akibat distorsi pandangan terhadap penampilan. Penderitanya menghabiskan banyak waktu karena khawatir akan kondisi tersebut. Kasandra bukannya melarang mengedit foto, cuma tidak sampai harus mengganti apa yang diberikan oleh Tuhan.

3. Eksibisionisme
Terakhir, tutur dia, selfie yang menjurus eksibisionis. Ini gangguan kejiwaan berupa kegemaran memamerkan alat kelamin atau organ vital lain ke publik. Kasandra acap menemui orang-orang yang menyalahgunakan media sosial untuk menyalurkan hasrat abnormal itu.

Kabar yang menyatakan memfoto diri sendiri merupakan gangguan jiwa sempat menyeruak baru-baru ini. Lewat laman Adobo Chronicles, Asosiasi Psikiater Amerika Serikat menetapkan selfie sebagai gangguan jiwa. Berita itu sontak bikin geger, apalagi bagi mereka yang doyan berfoto selfie dengan kamera ponsel.

Tapi berita itu dibantah dokter John Grohol, pendiri sekaligus Direktur Psych Central, dalam situs psikologi Psych Central. "Pernyataan selfie sebagai gangguan kejiwaan adalah kabar palsu," ujar Grohol.

 

Sumber: www.tempo.co

If you feel interesting, Please share it

  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Google+

Permitaaan laporan untuk kita