Merokok Bisa Sebabkan Nyeri Punggung

  • Nusaresearch
  • 04-11-2014
  • 1483
  • Nilai: 0
 
 
 
 
 
Jakarta - Jika ingin terhindar dari nyeri punggung, berhentilah merokok. Begitulah saran sebuah studi oleh peneliti di Universitas Northwestern, Illinois, Amerika Serikat, baru-baru ini. Di dalam penelitian yang dimuat di jurnal Human Brain Mapping (Science Daily, 3 November 2014) itu, para peneliti menemukan para perokok lebih rentan terkena nyeri punggung tiga kali lipat dibanding mereka yang bukan perokok. Menghentikan kebiasaan ini bisa memotong kesempatan makin parahnya kondisi ini.

"Merokok mempengaruhi otak," kata Bogdan Petre, penulis utama pada penelitian ini. "Kami menemukan merokok mempengaruhi cara otak merespons nyeri punggung, dan tampaknya itu membuat seseorang kurang tahan terhadap sebuah episode rasa sakit," kata ilmuwan di Sekolah Kedokteran Feinberg Northwestern University, itu.

Peneliti mengklaim ini merupakan pembuktian pertama mengenai kaitan antara merokok dan nyeri kronis dengan bagian otak yang berhubungan dengan kecanduan. Temuan ini berasal dari sebuah studi observasional longitudinal terhadap 160 orang dewasa dengan kasus baru sakit punggung. Sepanjang satu tahun, pada lima waktu yang berbeda, mereka menjalani scan otak dengan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan diminta menilai intensitas nyeri punggung mereka. Lalu, mereka mengisi kuesioner yang menanyakan masalah kesehatan lainnya dan status merokok. Tidak hanya 32 peserta dengan nyeri punggung kronis yang dipantau, tapi juga 35 orang peserta yang sehat.

Setelah menganalisis aktivitas MRI di antara dua wilayah otak yang berperan dalam kebiasaan adiktif dan memotivasi belajar, para ilmuwan tersebut menemukan sirkuit itu sangat penting dalam pengembangan nyeri kronis. Dua wilayah otak itu "berbicara" satu sama lain, dan ilmuwan menemukan kekuatan sambungan itu membantu menentukan siapa yang akan menjadi pasien nyeri akut.

Temuan ini mengisyaratkan adanya potensi hubungan yang lebih umum antara kecanduan dan rasa nyeri. Dengan memperlihatkan bagaimana sebuah bagian otak terlibat di dalam memotivasi belajar memungkinkan kecanduan tembakau untuk berinteraksi dengan nyeri kronis.

"Sirkuit itu sangat kuat dan aktif di otak para perokok," kata Petre. "Tapi kami melihat adanya penurunan yang dramatis di dalam aktivitas sirkuit para perokok yang berhenti merokok selama masa penelitian, sehingga ketika mereka berhenti merokok, rasa nyeri akut itu juga berkurang."
 
 
Sumber: tempo.co

If you feel interesting, Please share it

  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Google+

Permitaaan laporan untuk kita