Jerash, Jejak Kejayaan Romawi di Jordania

  • Nusaresearch
  • 25-07-2014
  • 2099
  • Nilai: 0
 

Jejak kejayaan kerajaan Romawi masih bisa kita saksikan sampai sekarang. Megahnya arsitektur dan kokohnya bangunan benar-benar mengagumkan. Kita bisa lihat jejak peninggalannya di Jerash, salah satu kota di Jordania.

Pagi itu kami berangkat dengan mobil yang kami sewa 40 JOD per hari menuju Jerash, karena tidak ingin terlalu siang sampai di sana. Sepanjang perjalanan, kami melewati pemandangan yang begitu menakjubkan. Hutan dan ladang pertanian tumbuh subur di daerah ini.

Jalan yang menanjak dan berliku-liku menjadi perjalanan paling berkesan selama berada di Jordan. Mengingatkan kami akan keindahan alam Indonesia. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 1 jam, sampailah kami di Jerash.

Pagi itu masih belum banyak pengunjung yang datang, hanya ada beberapa pelancong lokal yang kami temui. Tempat parkir pun masih terisi 3 mobil saja termasuk mobil kami. Suhu udara cukup sejuk yaitu berkisar antara 22 – 25 derajat celcius walaupun matahari bersinar cukup terik.

Jerash merupakan salah satu kota terbesar Romawi di luar Eropa selama abad 3 sebelum masehi. Kota ini mengalami masa keemasannya pada abad ke 2 masehi. Kota ini masuk dan menjadi bagian Decapolis yaitu 10 kota besar Yunani.

Jerash adalah kota favorit salah satu kaisar Romawi, Hardian. Karena Jerash berada di jalur strategis perdagangan dari semenanjung Arab ke Syria dan wilayah Mediterania. Jerash berada sekitar 48 km sebelah utara kota Amman, Jordania dekat perbatasan Syria.

Jerash terletak pada ketinggian 250 – 300 meter di atas permukaan laut. Merupakan daerah dataran tinggi yang sejuk dengan lembah yang subur. Pada tahun 749 masehi, gempa bumi menghancurkan sebagian besar kota Jerash, lalu gempa bumi berikutnya dan perang semakin memperparah kerusakan situs kota kuno ini.

Kota Jerash pernah terkubur selama ratusan tahun sebelum ditemukan kembali pada tahun 1806 oleh orang Jerman bernama Ulrich Jasper Seetzen. Penggalian dan rekonstruksi reruntuhan kota Jerash dilakukan sejak tahun 1920 hingga saat ini.

Tempat ini buka mulai pukul 08.00 sampai pukul 17.00 selama musim panas, sedangkan untuk musim dingin buka mulai pukul 08.00 sampai pukul 16.00. Tiket masuk Jerash untuk pengunjung berusia di atas 15 tahun adalah 8 JOD sedangkan untuk anak-anak usia 15 tahun ke bawah, tidak dipungut biaya.

Situs kota Jerash terdiri dari beberapa bagian. Pertama kali pengunjung akan memasuki sebuah  pintu gerbang besar dengan arsitektur yang kokoh. Gerbang yang terletak di bagian selatan kota ini dinamakan dengan Hardian Arch. Dibangun pada tahun 129 masehi sebagai penghormatan atas Kaisar Hardian yang berhasil membawa Jerash pada puncak kejayaan di masa itu.

Lalu setelah memasuki gerbang, pengunjung akan menyaksikan bangunan Hippodrome, sebuah bangunan untuk arena pacuan kuda. Keseluruhan bangunan termasuk tribun penonton, relatif masih utuh.

Memiliki lintasan sepanjang 245 meter dengan lebar 52 meter. Tribun bisa menampung sampai dengan 15.000 penonton. Walaupun demikian, hippodrome ini termasuk arena pacuan kuda terkecil di seluruh kota kekaisaran Romawi. Dibangun pada sekitar pertengahan abad 2 sampai 3 masehi.

Sembari beristirahat, kami duduk di tribun penonton membayangkan bagaimana dulu para gladiator bertarung, dan tentara Romawi memacu kuda untuk berlomba.

Berdasarkan informasi yang kami dapat, setiap hari di hippodrome Jerash ini ada pertunjukan semacam drama live tentang gladiator dan pacuan kuda para tentara Romawi. Diadakan dua kali setiap hari  setiap pukul 10.00 dan 14.00, sedangkan hari Jum’at pertunjukan hanya pada pukul 10.00 saja. Sayangnya pertunjukan yang tiketnya sebesar 12 JOD untuk pengunjung dewasa dan 2 JOD untuk anak-anak sedang tidak diselenggarakan hari itu. Mungkin karena pengunjung waktu itu tidak terlalu banyak, sayang sekali.

Berjalan beberapa meter dari hippodrome, pengunjung memasuki gerbang kedua. Bentuknya mirip Hardian arch namun sedikit lebih kecil. Setelah memasuki gerbang kedua ini, pengunjung memasuki sebuah lapangan, mungkin dulu berfungsi sebagai tempat berkumpul warga. Kurang lebih mirip sebuah alun-alun kota.

Lapangan seluas 7.200 meter persegi ini dikelilingi barisan kolom sebanyak 160 kolom membentuk oval. Tingginya masing-masing lebih dari 8 meter. Hampir semua tiang atau kolom tersebut masih utuh. Alun-alun kota yang disebut Oval Plaza ini dibangun pada sekitar abad 1 masehi.

Kurang lebih 50 meter di sebelah utara Oval Plaza, pengunjung akan memasuki sebuah jalan selebar 5 meter. Jalan berlapis batu sepanjang 800 meter yang konstruksinya masih asli. Di kanan kiri jalan kolom atau tiang-tiang berjejer membentuk lorong.

Pengunjung dibawa berimajinasi seolah sedang berada di sebuah kota 2000 tahun lalu. Jalan batu ini dinamakan Collonade Street atau disebut juga Cardo Maximus. Merupakan jalan utama kota Jerash.

Tampaknya para arsitek begitu memperhatikan estetika dalam penataan kota. Menegaskan bahwa orang-orang Romawi memang memiliki citarasa seni yang tinggi. Terbukti dibeberapa bagian, ditemukan bangunan air mancur hias.

Salah satu yang cukup menonjol berada di sisi jalan Collonade. Bangunan air mancur tersebut diberi nama Nympaeum. Diambil dari nama peri dalam mitologi Yunani. Ornamen kepala singa menjadi ornamen utama pada bangunan yang dibangun pada tahun 190 masehi ini.

Tidak jauh dari Nympaeum, di sisi kanan jalan pengunjung akan menemukan sebuah bangunan yang berada di ketinggian. Untuk mencapainya harus meniti beberapa anak tangga terlebih dahulu. Bangunan tersebut bernama Temple of Artemis atau kuil Artemis. Dalam mitologi Yunani, Artemis merupakan putri Zeus dan Leto serta saudara kembar dari Apollo, yang dipercaya sebagai dewi pelindung wanita.

Kuil ini berbentuk altar terbuka yang dikelilingi 22 buah kolom setinggi lebih dari 10 meter. Kuil Artemis adalah titik tertinggi di kota kuno Jerash, sehingga dari sini pengunjung bisa menyaksikan pemandangan kota Jerash modern yang menawan.

Waktu beranjak siang, matahari bersinar semakin terik. Setelah puas mengambil foto di tempat ini, kami memutuskan untuk tak melanjutkan perjalanan sampai di pintu gerbang utara karena anak-anak sudah merasa kelelahan. Padahal dari kuil Artemis ke pintu gerbang utara jaraknya hanya 500 meter lagi. Apa daya kami akhiri jelajah jerash sampai kuil ini saja.

Perlu diketahui di dalam area situs Jerash tidak ada penjual makanan dan minuman. Lebih baik siap-siap membawa bekal minum agak banyak. Untuk mengelilingi kota kuno Jerash butuh waktu lebih dari 3 jam.

sumber: detik.com

If you feel interesting, Please share it

  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Google+

Permitaaan laporan untuk kita