Mitos Label 'Sehat' yang Perlu Dihindari

  • Nusaresearch
  • 12-11-2013
  • 1921
  • Nilai: 0
Label nutrisi makanan (ilustrasi)
 
Perhatikan label-label makanan yang terdengar sehat tapi ternya tidak. Semakin banyak istilah “sehat” yang disematkan pada kemasan makanan.

Anda patut berhati-hati. Hanya karena sebuah produk 'mengatakan' tidak memiliki lemak, gluten, atau gula, tidak berarti produk tersebut sehat. Ini adalah beberapa label  sering ditemukan pada paket makanan yang patut diwaspadai dikutip langsung dari Eating Well:

1. Bebas Lemak


Anda mungkin berpikir telah membuat pilihan yang sehat, namun mengonsumsi makanan bebas lemak tertentu justru tidak menurunkan berat badan.

Dalam studi baru dari Purdue University, tikus yang diberi makan keripik kentang yang mengandung Olean ( pengganti lemak bebas lemak diklaim tanpa kalori) ternyata memiliki bobot lebih berat daripada tikus yang diberi keripik kentang biasa.

Penelitian lanjutan memang diperlukan, namun para ahli berpikir, lemak pengganti tersebut mengganggu kemampuan alami tubuh untuk menyesuaikan dan mengenali kecukupan jumlah makanan dalam tubuh hingga mendorong Anda makan lebih banyak.

2. Bebas Gluten

Jika Anda menderita penyakit seliac atau sensitivitas terhadap gluten, berpikirlah dua kali sebelum membuang gluten: produk yang bebas gluten tidak secara otomatis membuat  produk tersebut lebih baik bagi Anda.

Produk bebas gluten justru memiliki jumlah lemak yang bervariasi, serta kurang mengandung protein lebih tinggi. Beberapa roti bebas gluten  memiliki lemak 13 kali lebih banyak dan protein 16 kali lebih banyak daripada yang lain,

Angka itu berdasarsebuah studi terbaru yang membandingkan 11 roti berbeda bebas gluten.

3. Soda Diet


Sebagian besar kata “diet” sama dengan penurunan berat badan. Namun soda diet mungkin tidak berarti seperti itu.

Para peneliti di University of Texas Health Science Center di San Antonio baru-baru ini menemukan bahwa orang yang minum dua atau lebih soda diet setiap hari memiliki peningkatan bobot tubuh enam kali lebih banyak dari pada mereka yang tidak minum soda diet sama sekali.

Peneliti Sharon Fowler, M.P.H mengatakan ukuran pinggang yang lebih besar pada peminum soda diet bisa jadi menunjukan teori  diet itu sendiri yaitu.

“Aku menyimpannya (gula dan lemak) disini, aku dapat berbelanja royal”.

Penelitian lain menunjukkan kemungkinan pemanis buatan dalam soda diet memicu selera peminum soda diet.

4. Organik


Orang-orang yang diminta untuk menilai organik VS konvensional pada yogurt, kue, dan keripik kentang mengatakan mereka lebih suka rasa yang organik, karena mereka pikir makanan organik itu sehat dan layak dengan harga yang lebih tinggi, menurut sebuah studi Cornell terbaru.

Dan tahukah Anda? Semua produk yang digunakan pada penelitian ini benar-benar sama tidak ada beda, hanya labelnya yang berbeda. Organik dan tidak organik.

5. Bebas Lemak Trans

Sejak tahun 2006, FDA telah meminta produsen makanan untuk melaporkan daftar jumlah lemak trans pada label nutrisi. Tapi ada satu hal: produsen makanan tidak perlu melaporkan jika kandungan lemak trans-nya kurang dari 0,5 gram per porsi.

Jadi bila tidak tercantum lemak trans bukan berarti bebas lemak trans. Cara aman pastikan untuk memeriksa daftar bahan-bahan untuk istilah “terhidrogenasi” atau “minyak sayur  terhidrogenasi” bahkan jika label nutrisi menunjukan 0 gram lemak trans.

Sumber: Republika.co.id

If you feel interesting, Please share it

  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Google+

Permitaaan laporan untuk kita