Data Pertumbuhan Mal di Kawasan Jakarta

  • Nusaresearch
  • 18-09-2013
  • 2017
  • Nilai: 0

 

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mewacanakan moratorium pembangunan mal. Alasannya, jumlah mal saat ini menurut Jokowi sudah terlalu padat. Menurutnya sekitar 173 unit mal ada di Ibu Kota. Jokowi mengaku tidak akan mengeluarkan izin pembangunan mal lagi.

"Sekarang fokus pada pembenahan pasar tradisional," kata mantan Wali Kota Solo ini beberapa waktu lalu. Tujuannya, agar pergerakan ekonomi sampai ke masyarakat lapisan bawah. Sedangkan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berpendapat pembangunan mal tidak dapat diteruskan karena kondisi infrastruktur tidak memadai. Ahok menilai mal di tengah kota sebagai biang kemacetan. Bahkan dia menyarankan agar pembangunan mal dilakukan di pinggiran seperti Jakarta Timur dan Jakarta Utara. Karena jumlah mal dikawasan tersebut masih sedikit dan infratstruktur pendukung terbilang memadai. Cushman and Wakefield, konsultas properti, merilis data yang menyatakan bahwa jumlah mal di Jakarta memang sudah terlampau padat. Head of Research and Advisory Cushman and Wakefield, Arief Rahardjo, ketika dihubungi Tempo, mengatakan mal di tahun 2013 ini sudah berdiri di lahan seluas 3.920.618 meter persegi. Kawasan Jakarta Selatan merupakan penyumbang terbesar yaitu 21,8 persen atau sekitar 854.700 meter persegi. Bahkan menurut data yang dilansir oleh Cushman dan Wakefield tiap tahunnya jumlah mal tumbuh 3,9 persen. Efeknya banyak pengembang yang mulai melirik tanah di sekitar Jakarta seperti Bekasi. Bahkan beberpa pengembang menangkap sinyalemen Ahok dengan membangun mal di kawasan pinggir seperti Jakarta Timur dan Jakarta Utara.
 
Associate Director Commercial Real Estate (Colliers) Indonesia, Ferry Salanto, mengatakan pertumbuhan mal di daerah Jakarta Timur, Utara, Barat, dan Bekasi cukup tinggi. Hal ini terutama setelah muncul moratorium di era Mantan Gubernur Fauzi Bowo pada 2011. Setelah adanya moratorium tersebut, pertumbuhan mal selama dua tahun belakangan cenderung stagnan. Baru lah pada tahun 2013 beberapa mal mulai dibangun di Jakarta Timur, Utara, Barat, dan Bekasi. Di Jakarta Timur misalnya ada dua mal yang dibangun yaitu Cipinang Indah Mall dan Pulomas X'Venture dengan luas total 45.000 meter persegi. Kemudian di Jakarta Barat ada St Moritz di kawasan Puri Indah dengan luas 129 ribu meter persegi. Sedangkan di Jakarta Utara ada The Baywalk Green Bay Pluit dengan luas 52.000 meter persegi. Bahkan pembangunan mal di tahun 2014 dan 2015 juga lebih banyak terkonsentrasi di Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Ferry melanjutkan yang mengejutkan adalah wilayah Bekasi dan Tangerang, sekitar Jakarta. Hingga Juni 2013 sudah ada 2,03 juta mal yang dibangun di Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi. Kawasan Bekasi dan Tangerang penyumbang terbesar masing-masing 35 persen dan 37 persen. Kepungan mal ini lah yang menurut Anggota Dewan Perwakilan Daerah Jakarta Komisi B Santoso perlu dipecahkan Jokowi-Basuki. "Bagaimana mereka tetap menjaga iklim investasi di DKI juga menjaga keberlangsungan pedagang kaki lima," katanya. 
 
Politisi Partai Demokrat ini berpendapat Jokowi musti hati-hati dalam memutuskan kebijakan moratorium. Menurut dia, mal dan PKL memiliki segemen pasar masing-masing.


Sumber : TEMPO.CO

If you feel interesting, Please share it

  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Google+

Permitaaan laporan untuk kita