Tenggarong-Ada yang berbeda dengan penyelenggaraan  Festival Adat Erau di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Tahun ini, panitia juga mengundang delapan negara anggota Folklore untuk ikut meramaikan festival rakyat yang digelar 30 Juni hingga 7 Juli 2013 itu.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara, Sri Wahyuni mengatakan selain tampil pada acara pembukaan pada 30 Juni, kehadiran delapan negara ini diharapkan dapat membuat kesenian rakyat yang menjadi tradisi Kesultanan Kutai  dikenal  negara lain."Erau merupakan tradisi kesultanan yang patut dikenal oleh masyarakat internasional. Agar lebih dikenal harus disandingkan," kata Sri Wahyuni, Ahad, 30 Juni 2013. Pembukaan festival bertajuk Erau Adat Pelas Benua dan International Folklore and Art Festival dipusatkan di Stadion Rondong Demang Tenggarong. Perwakilan dari tujuh negara ikut hadir, yakni Taiwan, Prancis, Thailand, Belgia, Mesir, Republik Ceko, dan Korea Selatan. Yunani tidak bisa hadir karena masih dalam perjalanan. Masing-masing perwakilan dari tujuh negara itu tampil di atas panggung mempertunjukkan keseniannya. Yang mendapat perhatian adalah kontingen Mesir dan Taiwan. Menurut Sri Wahyuni mereka akan berada di Tenggarong hingga festival berakhir. Setiap malam, masing -masing negara secara bergantian menghadiri  acara adat Pelas Benua di Keraton Kutai yang dihadiri Sultan Salehudin. 

Festival Erau awalnya dibuat  Sultan Kutai untuk memberi hiburan kepada rakyatnya seusai panen raya. Seiring dengan perkembangan jaman, Erau tetap akan dilestarikan oleh pemerintah sebagai bentuk promosi daerah, khususnya sebagai daya tarik wisata. Festival Erau Pelas Tahun yang  digelar  setiap Juli itu sukses menarik perhatian masyarakat. Ribuan warga Kutai berbondong-bondong memadati stadion. Tak hanya  disuguhi tarian-tarian adat Kutai, Dayak dan tarian jepen dari pesisir Kalimantan Timur,  pengunjung juga dapat  membeli oleh-oleh  di  expo produk lokal yang disiapkan panitia.

Sumber : TEMPO.CO