Modal Cina Diharapkan Tekan Defisit Perdagangan

  • Nusaresearch
  • 17-06-2013
  • 1223
  • Nilai: 0

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menyatakan neraca perdagangan minyak dan gas (migas) mengalami defisit US$ 4,5-4,6 miliar. "Mungkin saja karena dampak BBM belum naik," ujar dia di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, hari ini, Senin, 17 Juni 2013.

 

Angka tersebut, menurut dia, sudah hampir menyamai defisit neraca perdagangan sektor migas tahun 2012 lalu, sebesar US$ 5,6 miliar. "Apakah ini mau dibiarkan?" ujar Gita.

 

Gita Wirjawan menyatakan, defisit tersebut bisa ditekan jika keinginan Cina untuk berinvestasi di bidang migas, infrastruktur, dan manufaktur segera terealisasi. Pasalnya, sektor-sektor tersebut sangat potensial. Dia mengatakan, dalam breakfast meeting pagi ini, Cina telah mengungkapkan keinginannya untuk berinvestasi lebih besar di beberapa wilayah di Indonesia, khususnya Indonesia bagian Timur. Menurut dia, investasi ini merupakan timbal-balik atas investasi Indonesia di Cina. Sebelumnya, pada hari Rabu, 3 Juni 2013 lalu, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian, Ansari Bukhari, mengatakan neraca perdagangan sektor ekspor-impor industri non-migas sepanjang Januari-Maret 2013 juga mengalami defisit US$ 3,89 miliar. Ini disebabkan oleh sektor impor non migas yang lebih besar daripada ekspor. "Total impor non-migas sebesar US$ 32,15 miliar," kata dia di kantor Kementerian Peridustrian.Sementara ekspor industri non-migas hanya mencapai US$ 28,26 miliar.

 

Ansari mengklaim, angka ini memberikan kontribusi sebesar 61,11 persen terhadap total ekspor nasional. Meskipun demikian, Ansari menyatakan defisit neraca perdagangan tidak terlalu mengkhawatirkan. Alasannya, sebagian besar impor tersebut merupakan barang modal dan bahan baku. "Defisit ini sebagai akibat tumbuhnya investasi di sektor industri," ujar Ansari.

Sumber : Tempo.co

If you feel interesting, Please share it

  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Google+

Permitaaan laporan untuk kita