5 Cara Agar Tenang dan Terkendali Saat Anak Tantrum

  • Nusaresearch
  • 15-10-2020
  • 1550
  • Nilai: 0

KOMPAS.com— Di masa pandemi ini kebanyakan orangtua yang hampir setiap 24 jam sehari selalu bersama anak. Rasa lelah pasti menghampiri, terlebih jika anak kerap berulah dan tantrum.

Merengek, berteriak, hingga menangis meraung-raung merupakan tanda anak sedang tantrum. Menghadapinya butuh kesabaran dan ketenangan orangtua.

Erica Djossa, seorang psikoterapis terdaftar dari Toronto, Kanada, dan pendiri situs Happy as a Mother, menyebutkan beberapa alasan mengapa banyak ibu tak sabar dan gampang terpancing marah menghadapi anaknya.

1. Menganggap si kecil sengaja melakukan kesalahan
Kamu mungkin menganggap anak sengaja melakukan hal-hal yang membuat kesal dan memberontak dari aturan-aturan yang diterapkan, seperti susah bangun di pagi hari.

“Balita tidak bangun pagi dengan tujuan membuat hari orangtuanya sengsara," kata Lisa Milligan, terapis anak.

Ketika anak mengamuk, itu merupakan pertanda bahwa mereka butuh bantuan untuk mengendalikan emosinya. Orangtua adalah tempat aman bagi mereka.

"Ketika anak-anak kecil menanggapi sesuatu dengan emosi atau perilaku yang bertentangan dengan apa yang diminta, mereka sebenarnya sedang minta bantuan orangtua atau pengasuhnya untuk membantu menangani perasaan mereka dengan empati dan pengertian," tambah Milligan.

2. Anda tak sadar sedang butuh sesuatu
Menurut para ahli, kemarahan yang tak terkendali mungkin merupakan tanda bahwa Anda memiliki kebutuhan yang tidak terpenuhi. Entah itu karena merasa lapar, lelah, atau kecemasan yang meningkat.

Lain kali jika emosi terasa mulai tak terkendali coba lakukan identifikasi kemungkinan penyebabnya sehingga tidak sampai kehilangan kendali.  Tarik napas dalam-dalam dan mundurlah, beristirahat sejenak, dan minta bantuan saat membutuhkannya.

3. Tekanan untuk menjadi ibu yang sempurna
Gampang marah-marah juga bisa terjadi karena tekanan untuk menjadi ibu yang sempurna.
Ketika si kecil melakukan sesuatu yang buruk dan tak sesuai dengan keinginan, jangan langsung menyalahkan diri karena tidak bisa jadi orangtua yang baik.

Jangan menghukum diri sendiri karena kehilangan kesabaran. Tidak ada orang tua yang sempurna. Kenali diri dengan lebih baik dan temukan cara untuk tetap tenang dan mengatasi emosi.

4. Merasa tidak bisa mengendalikan situasi
Mengasuh anak yang tidak menurut terkadang memang sulit dan bisa membuat frustasi.
Jika itu terjadi, kamu bisa melakukan beragam cara diantaranya berhenti sejenak dan menunggu sampai mereka cukup tenang dan mau mendengarkan. Beri tahu anak, bahwa kamu juga merasakan kesulitan yang sama seperti yang mereka rasakan.

5. Tidak sadar bahwa tantrum adalah cara anak berkomunikasi
Tantrum terjadi karena balita masih belum memahami cara mengendalikan emosi dan mengomunikasikan perasaannya.
"Sebelum bisa bicara, mereka menggunakan bahasa tubuh dan tangisan untuk menarik perhatian orang dewasa guna memenuhi kebutuhan mereka akan cinta, pengasuhan, makanan, dan perlindungan," tulis pakar parenting dan penulis Future-Proof Your Child, Nikki Bush di blognya.
Anak-anak juga bisa kelelahan, mereka akan memukul, melempar mainan, dan menguji batasan.

"Ini dapat dipahami secara perkembangan untuk usia tertentu. Jadi jangan terlalu keras pada dirimu sendiri, mama,” ujar Djossa. Memahami hal ini dapat sangat membantu kita dalam memenuhi kebutuhan anak. Amati perilaku mereka dan bantu mereka dalam mengidentifikasi emosi mereka dan bagaimana mengelolanya.

Hal ini tak hanya akan membuat mereka merasa bahagia, tapi juga akan membua kita merasa senang dan menikmati momen sebagai orangtua.

If you feel interesting, Please share it

  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Google+

Permitaaan laporan untuk kita