Cadangan Devisa Terpangkas US$ 3,9 Miliar, Ini Penjelasan Gubernur BI

  • Nusaresearch
  • 10-04-2015
  • 1483
  • Nilai: 0

 

Jakarta -Bank Indonesia (BI) mengumumkan cadangan devisa per akhir Maret 2015 sebesar US$ 111,6 miliar. Turun US$ 3,9 miliar dibandingkan posisi akhir Februari 2015 yang US$ 115,5 miliar.

Gubernur BI Agus Martowardojo menuturkan tergerusnya cadangan devisa dikarenakan adanya pembayaran utang jatuh tempo dan intervensi pasar untuk menstabilkan nilai tukar rupiah. Bulan lalu, dolar AS memang sempat 'menggila' dan menyentuh level Rp 13.200.

"Cadangan devisa ada di sekitar US$ 111 miliar, keliatan ada penurunan. Dalam banyak hal ada di kewajiban-kewajiban pemerintah yang jatuh tempo yang dibayar. Juga dari BI untuk melakukan stabilisasi nilai rupiah," jelasnya di Gedung Djuanda, komplek Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (10/4/2015).

Depresiasi nilai tukar yang terjadi pada periode Desember 2014-Maret 2015 mencapai 6%. Menurut Agus, tekanan terhadap rupiah memang cukup berat sebagai dampak dari rencana kenaikan suku bunga oleh bank sentral AS The Federal Reserve/The Fed.

"Tekanan yang tinggi pada rupiah, itu adalah (pasar) pada bertanya-tanya tentang bagaimana keputusan di AS. Kemudian juga sehubungan dengan akan dimulainya quantitative easing di Eropa," jelasnya.

Untuk saat ini, lanjut Agus, The Fed memang masih menunda kenaikan suku bunga. Ini menyebabkan investor kembali meminati aset-aset di negara berkembang, termasuk Indonesia. Dampaknya, nilai tukar rupiah bergerak menguat.

"Kesannya adalah tidak mau menaikkan bunga di AS secara terburu-buru. Kondisi jauh lebih stabil karena tekanan dari perkembangan di AS dan Eropa tidak seperti yang diperkirakan. Kita melihat bahwa nilai rupiah pada minggu ini jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya," papar mantan Menteri Keuangan tersebut.

 

Sumber: detik.com

If you feel interesting, Please share it

  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Google+

Permitaaan laporan untuk kita